Salah satu sunnah yg sering kali diabaikan oleh umat Islam adalah memelihara janggut. Banyak orang menganggap bahawa hukum memelihara janggut hanyalah sebatas sunat saja, tidak wajib, sehingga janggut pun dicukur habis. Padahal, janggut adalah sunnah seluruh nabi dan rasulullah s.a.w sangat menekankan para sahabatnya agar memelihara janggut. Selain itu, janggut adalah identity seorang Muslim yg membezakannya dari orang musyrik. Dibawah adalah beberapa hadith yg saya telah kutip dari buku karangan Maulana Muhammad Zakariyya al Kandalawi rah.
Hadith 1
Aisyah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Sepuluh perkara adalah fitrah, dan mencukur kumis serta memanjangkan janggut itu disebutkan.”Hr. Muslim.
Disebutkan dalam kitab Badzlul Majhud bahwa yg dimaksudkan dgn fitrah adalah cara yg dilakukan para nabi. Sepuluh hal ini, salah satunya adalah memotong kumis dan memelihara janggut dan kita diperintahkan untuk mengikutnya. Allah berfirman di dalam Al-Quran: “Mereka adalah orang-orang yg telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka”. (Qs. Al-Anam ayat 90)
Hadith 2
Di dalam kitab Hukmul Lihya Fil Islam yg dikutip dari Ibnu Hibban, terdapat hadith yg diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. yg menyebutkan: “Rasulullah saw. Bersabda bahawa di antara fitrah Islam adalah mencukur kumis dan memanjangkan janggut kerana sesungguhnya orang2 Majusi memanjangkan kumis mereka dan mencukur janggutnya. Maka berbezalah kalian dari mereka dgn cara mencukur kumismu dan memanjangkan janggutmu.
Hadith 3
Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda , “Panjangkanlah janggut-janggut kalian dan cukurlah kumis kalian, dan dengan ini janganlah kalian menyerupai orang-orang yahudi dan nasrani.
Hadith 4
Ibnu Asakir dan lain2nya mengatakan bahawa Hassan r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “Terdapat sepuluh kebinasaan yg dilakukan oleh umat Nabi Luth a.s. yang menyebabkan mereka dibinasakan. Di antara kebiasaan2 itu disebutkan juga mengenai mencukur janggut dan memanjangkan kumis.”
Hadith 5
Dari Zaid bin Arqam r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. Bersabda, “ Barangsiapa tidak memotong kumisnya maka dia bukanlah dari golongan kami.” (Hr. Ahmad, Tirmizi, Nasai.)
Kadar Panjangnya.
Syariat memerintahkan bahwa panjang janggut adalah sepanjang genggaman tangan kita apabila kita menggenggamnya di bawah dagu. Menurut kesepakatan para ulama, kita tidak dibenarkan mempunyai janggut yg lebih pendek dari itu. Tetapi mereka berbeza pendapat apakah janggut yg melebihi genggaman tangan itu harus dipotong atau tidak. Oleh kerana para sahabat r.a. menyaksikan perkataan dan amalan Rasulullah saw. secara langsung, Maulana Hussain Ahmad Madani rah.a. didalam kitabnya, Falsafah Janggut, berpegang kkepada amalan2 para sahabat sebagai tolok ukur. Salah satu contohnya adalah amalan Abdullah bin Umar r.a. yg dijadikan pegangan. Imam Bukhari rah.a. menegaskan, “Apabila bila Ibnu Umar r.a. melakukan haji dan umrah, dia selalu memegang janggutnya dengan tangannya yg tergenggam, kemudian memotong janggut yg melebihinya.
Selain Ibnu Umar r.a., Umar r.a. dan Abu Hurairah r.a. pun melakukan hal yg serupa. Didalam ulasan Bukhari, Hafizh Ibnu Hajar rah. Meriwayatkan dari Thabari satu kumpulan pendapat bahawa apa saja yg panjangnya melebihi genggaman tangan hendaklah dipotong. Kemudian Thabari meriwayatkan bahwa inilah amalan Ibnu Umar r.a. dan Abu Hurairah r.a.. diriwayatkan juga bahwa Umar r.a. melakukan hal ini juga kepada orang lain. Hal ini telah diterangkan oleh ulama-ulama hanafi dan syafi’e dalam kitab2 mereka.
Hadith 6
Dalam kitab Abu Dawud diberitakan: Dari Jabir r.a. berkata, :kami pernah membiarkan janggut-janggut kami memanjang dan melebar kecuali ketika musim haji atau umrah.”
Dalam hal ini kita dapat memahamiya dari amalan Ibnu Umar r.a. dan hadith2 dari Ibnu Umar r.a. di atas yg telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Dari sini nampak jelas bahwa pada umumnya para sahabat memanjangkan janggut mereka sepanjang tahun dan memotong kelebihannya ketika musim haji dan umrah. Juga sudah jelas bahwa panjang janggut Rasulullah saw. adalah sepanjang telapak tangan atau lebih. Itulah sebabnya mengapa Rasulullah saw. melakukan khilat(menyikat dengan menggunakan tangan) terhadap janggut dan menggunakan sikat untuk meluruskan janggutnya yg lebat sehingga janggut tersebut menutupi dada bahagian atas.
Dengan alas an inilah Amar bin Yasir, Abdullah bin Umar, Abu Hurairah dan Jabir r.a. menyebutkan bahwa mereka biasa memelihara janggut sepanjang telapak tangannya dan lebih, serta mereka mengajarkannya kepada orang lain untuk berbuat demikian. Dengan itu, merupakan hal yg wajar apabila amalan ini merupakan kebiasaan yg dilakukan oleh sebahagian besar para sahabat. Jabir r.a. menguatkan hal ini dgn berkata,”Kami pernah mempunyai janggut yg panjang dan ketika musim haji dan umrah kami memotongnya (seperti biasa).”
Rasulullah saw. memerintahkan para sahabat r.a. dan umatnya agar memanjangkan janggut mereka dan menjadikannya symbol orang Islam agar dapat dikenali. Ini akan menjadi suatu symbol yg seragam bagi orang yg beriman. Maka dgn sebab itu tidaklah dibenarkan mencukur atau memendekkan dan juga tidak memelihara janggut yg sedikit (seperti kambing).
Kesepakatan para fuqaha bahwa memotong janggut kurang dari segenggam tangan tidak dibenarkan. Kesepakatan itu cukup untuk memperkuatkan kewajiban dan keharusannya. Imam Muhammad rah.a. menulis dalam kitab Atsar, bahwa beliau meriwayatkan dari Imam Abu Hanifah yg meriwayatkannya dari Abu Haitsam rah.a yg meriwayatkan dari Ibnu Umar r.a. bahawa Ibnu Umar r.a. pernah memegang janggut dgn tangannya dan memotong bahagian yg terlalu panjang. Imam Muhammad rah.a mengatakan bahwa yg inilah yg kami ikuti dan inilah keputusan Imam Abu Hanifah rah.a.
Keputusan keempat Iman dan sebahagian ulama telah diberikan dgn panjang lebar dan diperkuat oleh hujjah-hujjah di dalam Awjazul Masalik. Di dalam kitab ini terdapat keputusan yg sangat kuat dan paling diterima dari Imam Syafi’e supaya membiarkan janggut yg panjangnya melebihi telapak tangan.
Ini juga merupakan cara Imam Hanafi. Sedangkan keputusan dari Imam Maliki ialah apabila janggut panjang melebihi kepalan tangan maka hendaklah dipotong. Hal ini tidak bererti bahwa janggut boleh dipotong sehingga lebih pendek dari kepalan tangan, tidak juga bererti bahwa janggut boleh dipanjangkan melebihi telapak tangan. Hanafi mengatakan jika panjang janggut melebihi telapak tangan, maka hendaklah janggut itu dipotong sehingga panjangnya menjadi setelapak tangan.
Hadith 7
Dari Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda “Guntinglah kumismu dan tumbuhkanlah janggutmu, kerana dengan demikian kamu menentang kaum majusi (penyembah api)”. Hr Muslim.
Hadith 8
Dari Ibnu Umar r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Tentanglah orang2 musyrik dgn memanjangkan janggutmu dan menggunting kumismu”.(muttafaq alaih-Misykat)
Allah berfirman,”Katakanlah (hai Muhammad), ‘Jika kamu benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku, nescaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. “dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”Qs.Ali Imran, ayat 31.
Rasulullah s.a.w. bersabda, “Barangsiapa menghidupkan sunnahku, maka ia mencintaiku dan barangsiapa mencintaiku, maka ia akan bersamaku di dalam syurga”.Al-Hadith.
Salam...
ReplyDeleteSemoga Allah bagi taufik saya tuan dan seluruh umat untuk amalkan sunnah ini...